Bukchon Hanok Village
BAB I
SEJARAH
1.1. Sejarah
Bukcheon Hanok Village
Kampung Hanok Bukchon adalah
sebuah kampung
rumah tradisional Korea (hanok) di Seoul Korea Selatan. Bukchon bermakna Kampung Utara dikarenakan
berlokasi disebelah utara Kali Cheonggye (Cheonggyecheon) dan Jongno.
Perkampungan ini dulunya merupakan permukiman dan tempat tinggal para pejabat dan anggota keluarga
kerajaan Dinasti Joseon. Letaknya pun berada diantara Istana Gyeongbok
dan Istana Changdeok.
Tidak seperti desa
tradisional lainnya, Bukchon tidak dibangun untuk wisatawan. Kampung ini memiliki
lorong-lorong yang sempit dan menampilkan suasana kota Seoul pada masa lalu. Rumah-rumah
para bangsawan
di kampong ini masih terpelihara dengan baik, dan beberapa di antaranya menawarkan
penginapan
bagi wisatawan yang
ingin merasakan pengalaman kehidupan tradisional Korea.
1.2. Perubahan
Buckhon
Pada
akhir Dinasti Joseon, tanah skala besar dipartisi menjadi situs bangunan
berukuran kecil untuk alasan sosial dan ekonomi. Diasumsikan bahwa hanok yang
terletak berdekatan di desa dibangun kembali sekitar tahun 1930. Perubahan
bentuk hanok mencerminkan kepadatan masyarakat karena urbanisasi di Korea
dimulai pada waktu itu. Situs bersejarah Bukchon dan warisan budaya dari
Dinasti Joseon hingga zaman modern memberi tahu pengunjung tentang sejarah
daerah ini.
1.3. Dinasti
Joseon
Salah satu ciri utama
Bukchon adalah topografinya yaitu bentuk tanah dan aliran air. Bukcheon
memiliki dataran rendah di selatan dan datarang yang lebih tinggi atau lebih
curam di utara. Saat air mengalir di lembah, jalan utama di daerah ini sejajar
dengan anak sungai. Jadi jalan di Bukcheon cenderung membentang dari utara ke
selatan.
Selama Dinasti Joseon,
Bukchon adalah kota lingkaran tinggi karena fitur geografisnya. Bahkan hari ini
kita dapat menyaksikan di jalan-jalan seperti Samcheongdong-gil, Gahoe-ro,
Gyedong-gil dan Changdeokgung-gil.
Desa ini adalah jantung dari
Hanyang (nama lama Seoul) antara Gyeongbokgung (Istana) dan Changdeokgung
(Istana) yang terletak di sisi selatan pegunungan. Menurut sensus pada tahun
1906, 43,6% dari 1.932 rumah tangga di Bukchon berasal dari keluarga bangsawan
atau pejabat tinggi. Dari sini, kita dapat melihat bahwa orang kelas atas
berkumpul di Bukchon pada waktu itu.
1.4. Bukchon Zaman Modern
A. Pada
1970-an
Dimulai dengan proyek pengembangan
distrik Yeongdong di akhir 1960-an hingga awal 1970-an, daerah Gangnam (selatan
sungai) di Seoul dimulai. Ketika orang-orang di daerah Gangbuk (utara sungai)
mulai pindah ke daerah Gangnam, sekolah-sekolah di daerah Gangbuk juga
dipindahkan ke daerah Gangnam.
Misalnya, SMA Kyunggi
dipindahkan pada 1975 dan bekas bangunannya kemudian menjadi Perpustakaan Umum
Jeongdok. Whimoon High School pindah pada 1978 dan Hyundai membangun gedung
kantor lima belas lantai di tanah itu pada tahun 1983. Hyundai HQ Building
dibangun pada tahun 1983, setelah pindah dari Whimoon High School pada tahun
1978. Transfer sekolah dan konstruksi bangunan baru adalah faktor kunci dalam
mengubah lanskap Bukchon.
B. Pada
tahun 1980-an
Perubahan lanskap menyebar
dengan cepat dan hanok harus dilindungi. Perlindungan hanok dimulai pada tahun
1983. Namun, perlindungan saat itu dipimpin oleh pemerintah tanpa kesepakatan
atau diskusi dengan warga. Berdasarkan aturan untuk melindungi hanok di desa
tersebut, pemerintah menghancurkan banyak rumah hanok dalam membangun Bukchon
Street. Itu sebabnya warga tidak terkesan dengan upaya perlindungannya.
C. Pada
1990-an
Mengikuti permintaan warga
untuk meringankan standar konstruksi, Pemerintah Seoul mengurangi beberapa
pembatasan. Misalnya, ketinggian bangunan yang baru diperbolehkan menjadi tiga
lantai. Setelah itu, pembangunan beberapa bangunan perumahan menyebar dengan
cepat. Pembangunan beberapa bangunan perumahan yang tersebar di Wonseo-dong dan
daerah lain di Bukchon mencemari pemandangan desa.
D. Di
tahun 2000an
Karena lanskap Bukchan yang
berubah karena kehancuran hanok dan pembangunan bangunan berlantai banyak,
Seoul Development Institute (SDI) mengeluarkan kebijakan baru untuk memperindah
Bukchon. Dalam proses pembuatan kebijakan, SDI bekerja dengan penduduk, ahli,
dan pejabat pemerintah.
Berbeda dari pembatasan
sepihak sebelumnya, kebijakan baru ini membuat Data Pendaftaran Hanok menjadi
sukarela dan mendorong orang untuk memperbaiki rumah mereka dengan dukungan
pemerintah. Sejak tahun 2001, kebijakan tersebut telah memperindah Bukchon
secara aktif melalui peningkatan lingkungan hidup dan meningkatkan daya
tariknya sebagai tempat tinggal.
BAB II
JENIS-JENIS HANOK
2.1. Tipologi Bangunan Hanok
Tipologi pada bangunan Hanok adalah sebagai
berikut :
1. Hanok
(한옥) model huruf Miem (ㅁ)
atau Persegi
Hanok (한옥)
model huruf Miem (ㅁ) ini adalah hanok (한옥)
yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti bangun bidang persegi, atau
huruf Miem (ㅁ) dalam aksara Korea. Hanok (한옥)
model ini membantu menghambat atau mengurangi angin dingin masuk ke bagian
dalam rumah.
Rumah model huruf miem (ㅁ)
ini adalah model rumah yang banyak dimiliki oleh rakyat biasa yang terdapat di
wilayah Korea bagian utara dan bagian tengah.
2. Hanok
(한옥) model huruf Giyeok/giyôk (ㄱ)
atau Nien (ㄴ) atau letter L
Hanok (한옥)
model huruf Nien (ㄴ) ini adalah model hanok (한옥)
yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti huruf L dalam abjad. Dalam
aksara Korea (Hangeul ~ 한글) menyerupai huruf Giyôk (ㄱ)
atau huruf Nien (ㄴ). Rumah model ini adalah
model rumah rakyat biasa yang banyak terdapat di wilayah Korea bagian selatan
yang lebih hangat.
3. Model
huruf I (ㅣ) atau Letter I
Model hanok (한옥) yang seperti huruf
I (ㅣ)
ini adalah model hanok (한옥) yang ruang-ruang bangunan rumah disusun seperti huruf I
dalam abjad, atau huruf I (ㅣ) dalam aksara Korea.Rumah ini banyak dimliki oleh
para petani kecil yang terdapat di bagian tengah Korea. Di
Pulau Jeju yang udaranya lebih hangat daripada di wilayah utara dan dan wilayah
tengah juga banyak rumah yang model huruf I ini.
2.2. Jenis-Jenis
Rumah Hanok
Terdapat beberapa macam jenis rumah hanok,
yaitu sebagai berikut :
1. Umjib
(움집) ~ Dugout Huts
Umjib (움집)
adalah tipe rumah tradisional Korea yang berbentuk pondok berdinding jerami
atau daun-daunan kering. Model rumah seperti ini sudah ada sejak zaman
Neolitikum.Dengan model rumah seperti ini masyarakat Korea pada zaman bisa
bertahan menghadapi dinginnya udara musim dingin. Penghangat udara adalah
tungku yang terdapat di tengah-tengah pondok.
Rumah model ini (움집)
ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat Korea lama sejak zaman tiga kerajaan (삼국 시대~samguk
sidê), karena mulai sejak zaman tersebut masyarakat Korea sudah tinggal di
rumah model hanok (한옥) yang dikenal sekarang.
2. Gwiteljib
(귀틀집) ~ Log House
Gwiteljib (귀틀집)
atau Log House adalah model rumah tradisional Korea yang dibuat dengan cara
menyusun atau menumpuk batang-batang kayu secara horizontal, berderet dari
bawah sampai ke atas.Untuk mentutupi rongga-rongga di sela-sela kayu, dan
melindungi penghuni dari angin dingin, rongga-rongga tersebut dilapisi atau
ditutup dengan tanah liat.
Gwiteuljib disebut juga
dengan bangteuljib (방틀집) atau teulmokjib (틀목집).
Rumah tradisional Korea yang seperti ini masih bisa dijumpai di Pulau ulleungdo
dan beberapa daerah di daerah provinsi Gangwon.
3. Neowajib
(너와집) ~ Shingle Roof House
Neowajib/nôwajib (너와집)
adalah jenis rumah tradisional Korea yang atapnya adalah atap sirap atau atap
terbuat dari potongan-potongan kayu pinus merah.Ukuran potongan-potongan kayu
ini adalah 30 cm x 60 cm dan ketebalan 4 cm atau 5 cm.
Kayu yang digunakan adalah kayu pohon pinus
merah yang sudah berumur lebih dari 200 tahun. Keuntungan menggunakan atap dari
potongan kayu ini adalah udara di dalam rumah tetap hangat pada saat musim
dingin dan pada saat musim panas udara di dalam rumah tetap segar. Rumah model
ini dulunya banyak terdapat di pegunungan Korea bagian tengah.
4. Chogajib (초가집) ~
Thatced Roof House
Chogajib (초가집)
adalah rumah tradisional Korea yang atapnya adalah berupa jerami, ilalang atau
daun-daunan. Bahan atap yang paling banyak digunakan adalah jerami karena
jerami banyak tersedia dan juga jerami menjaga rumah tetap hangat di musim
dingan dan sejuk di musim panas.Rumah ini biasanya dimiliki oleh rakyat biasa.
Dinding rumah chogajib (초가집) ini terbuat dari tanah dan
dipagari oleh batu-batuan.
Di Korea bagian utara yang
lebih dingin atap jeram dibuat lebih tebal dan bagian pinggirnya dibuat
menggantug leih rendah. Sementara di Korea bagian tengah atau selatan yang
lebih hangat, atap dibuat agak lebih tipis daripada di Korea bagian utara.
5. Giwajib (기와집) ~
Tile Roof House
Giwajib (기와집)
adalah rumah tradisional masyarakat Korea yang atapnya terbuat dari genteng.
Model rumah ini merupakan tempat tinggal kaum kelas atas seperti kaum bangsawan
atau yangban (양반) pada masa Dinasti Joseon/Josôn (조선)
berkuasa di semenanjung Korea.
Giwajib (기와집)
ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip confusion yang dianut oleh masyarakat
Joseon/Josôn (조선). Misalnya memisahkan ruangan antara ruanga
kaum pria dengan ruangan kaum wanita dan anak-anak. Rumah model atap
genteng atau giwajib (기와집) inilah yang kemudian kita
kenal dengan sebutan hanok (한옥).
2.3. Bagian-Bagian
Hanok
Bagian pada rumah Hanok adalah sebagai
berikut :
1. Cheoma/choma
(처마)
Cheoma/choma (처마)
adalah bagian ujung atap hanok yang melengkung. Choma/choma (처마)
merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi hanok karena panjang atau
ukuran choma (처마) menentukan jumlah sinar matahari dan angin
yang masuk ke dalam rumah atau hanok (한옥).
Dengan demikian udara di
dalam hanok pada saat musim dingin rumah tetap hangat sementara pada musim
panas rumah tetap segar. Bentuk cheoma yang ujungnya melengkung dengan lembut
merupakan salah satu bentuk artistik hanok yang membuat hanok terlihat indah.
2. Bang
(방)
Bang (방)
adalah ruangan, maksudnya di sini adalah ruang-ruangan yang terdapat di dalam
hanok. Ruang-ruangan di dalam hanok dibuat berdasarkan aturan-aturan konfusian
yang berkembang di Korea.
Konfusian mengatur pemisahan
ruangan di dalam rumah antara ruangan untuk pria yang disebut sarangbang (사랑방)
dengan ruangan untuk wanita dan anak-anak anbang (안방).
a) Sarangbang
(사랑방)
Sarangbang (사랑방)
adalah ruangan untuk kaum pria atau kepala keluarga. Ruangan ini posisinya
berada di bagian paling depan bangunan rumah. Di sarangbang (사랑방)
inilah kaum pria menerima tamu dan belajar.
Di rumah petani dan rumah
rakyat biasa yang ukurannya tidak besar, untuk memisahkan ruangan pria (사랑방)
dengan ruangan wanita dan anak-anak (안방)
biasanya menggunakan byeongpung/byôngpung (병풍)
atau folding screen.
Tetapi rumah kaum bangsawan
yang besar biasanya memisahkan bangunan antara bangunan untuk kaum pria dan
bangunan untuk kaum wanita dan anak-anak. Bangunan sarangbang (사랑방) yang
terpisah ini dengan disebut dengan sarangchae atau sarangchê (사랑채).
Di dalam sarangbang ini
terdapat rak buku, meja belajar yang diatasnya tersedia 4 sahabat ruangan
pelajar atau yang dikenal dengan munbangsau (문방사우)
atau empat harta karun dalam belajar. Munbangsau (문방사우)
ini adalah kertas, kuas, batang tinta dan batang tinta. Dan juga ada folding
screen yang berisi lukisan Four Gracious Plants, yaitu plum blossom,
chrysanthemum, Orchid dan bambu. Four gracias plants ini disebut dengan sagunja
(사군자)
b) Anbang
(안방)
Anbang (안반)
dalah ruangan yang digunakan untuk kaum wanita dan anak-anak. Di sini tidak ada
kaum pria termasuk suami sendiri. Ruangan ini digunakan kaum wanita (isteri)
untuk beraktifitas dan pada malam hari berfungsi sebagai kamar tidur bersama
suaminya.
Di ruangan ini terdapat
lemari yang berfungsi sebagai tempat menyimpan buku, dokumen, perlengkapan
tidur seperti kasur dan selimut yang bisa dilipat dan disimpan. Di lantai juga
ada kaca rias yang disebut gyeongdae/gyôngdê (경대)
yang terdapat dalam kotak kecil.
Di dalam rumah yang lebih
besar bangunan yang terpisah untuk kaum wanita disebut dengan anchae/anchê (안채).
Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan utama rumah. Di dalam anchê (안채)
ini ada ruang yang yang berada di depan anbang yang disebut dengan
geonneonbang/ gônnônbang (건넌방).
c) Sarangdaecheong
(사랑대청)
Sarangdaecheong
(sarangdêchông ~ 사랑대청) adalah ruang terbuka atau
bisa juga disebut dengan teras atau koridor yang beratap yang menghubungkan
ruangan utama dengan bangunan depan yang menghadap ke halaman. Di sini biasanya
digunakan keluarga untuk berkumpul dan mengadakan perayaan khusus seperti
pernikahan.
3. Bueok~buôk
(부엌)
Bueok/buôk (부엌)
adalah dapur. Posisi dapur lebih rendah sekitar 75 cm – 90cm daripada bangunan
utama rumah. Tungku di dapur berfungsi sebagai tempat memasak juga berfungsi
sebagai sumber pemanas tradisional (ondol ~ 온돌)
bagi rumah-rumah tradisional Korea.
4. Ondol
(온돌)
Ondol (온돌)
adalah sistem penghangat atau pemanas tradisional yang terdapat pada hanok.
Tungku ondol biasanya terdapat di dapur yang sekaligus digunakan untuk memasak.
Tetapi ada juga yang terdapat di bagian belakang rumah.
Di bawah lantai rumah
tradisional korea yang lantainya dari kayu dibuat lorong yang digunakan sebagai
aliran penghangat rumah pada saat musim dingin. Lorong untuk aliran yang
menghangatkan rumah ini berpangkal pada bagian belakang tungku di dapur, menuju
bawah lantai ruang keluarga dan kamar. Jadi dengan demikian rumah-rumah
tradisional Korea tetap hangat selama musim dingin.
Rumah-rumah tradisional
korea di Pulau Jeju tidak dilengkapi dengan pemanas ondol, seperti halnya
rumah-rumah yang terdapat di wilayah utara dan tengah. Mereka memperoleh udara
hangat pada saat musim dingin dengan cara memanfaatkan panas yang berasal dari
dapur.
5. Sadang
(사당)
Sadang (사당),
yaitu bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai ruang abu atau ruang altar
untuk arwah para leluhur yang sudah meninggal.
6. Jangdokdae
~ jangdokdê (장독대)
Jangdokdê (장독대)
adalah tempayan-tempayan tembikar yang digunakan untuk membuatan kimchi.
Jangdokini adalah sebutan untuk onggi (옹기 ~
tempayan tembikar) untuk pembuatan kimchi dan doenjang, gochujang yang terletak
di area halaman belakang atau samping rumah. Di Korea ada yang disebut dengan
kimjang (김장) yaitu membuat kimchi pada saat musim
gugur untuk persediaan selama musim dngin. Sekarang sih sudah ada lemari
es khusus kimchi.
7. Soseldaemun
~ Soseldêmun (솟을대문)
Soseldêmun (솟을대문)
adalah pintu gerbang utama hanok. Biasanya pintu gerbang yang seperti ini
terdapat di rumah-rumah bangsawan atau yangban (양반).
2.4. Fasad
dan Struktur
Struktur unik Hanok memang
menjadi daya tarik utama desa ini. Hanok biasanya bertingkat dengan struktur
yang terbuat dari tanah liat, kayu dan batu. Atap genteng yang melengkung
disebut Giwa. Bagian dalam hanok biasanya terdiri dari banyak sekat yang
memisahkan ruangan satu dengan yang lainnya.
A. Fasad
B. Struktur
Rangka Atap |
Pondasi. Kolom, dan Dinding |
Atap |
BAB III
LANDSCAPE DAN INTERIOR
3.1. Landscape
3.2. Interior
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar