Peran Arsitek Dalam Pendidikan dan Sosialisasi

1.1.   Latar Belakang
Pada zaman yang serba modern ini masih banyak orang yang menganggap tugas seorang arsitek hanyalah membangun dan mendesain rumah, gedung pencakar langit, hotel, dan lain-lain. Tapi sebenarnya dibalik itu, seorang arsitek tidak hanya menguasai bidang ilmu bangunan saja melainkan juga sosial, ekonomi, dan alam.
Meskipun sejatinya manusia sebagai makhluk sosial yang pasti akan selalu memerlukan interaksi antara satu individu dengan individu lainnya. Dalam bidang arsitektur, sosialisasi dalam arsitektur diperlukan guna menjelaskan agar hasil rancangan mereka dimengerti oleh orang lain.
Dan dalam bidang pendidikan sendiri, seseorang yang ingin disebut sebagai “ARSITEK” harus terlebih dahulu menempuh pendidikan formal dan telah menghasilkan karya arsitektur. Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas bagaimana peranan arsitek dalam konteks pendidikan dan sosialisasi
1.2.   Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa itu pendidikan?
1.2.2.      Apa itu sosialisasi?
1.2.3.      Bagaimana sistem pendidikan dalam arsitektur?
1.2.4.      Bagaimana peranan arsitek dalam sosialisasi?

1.3.   Tujuan Makalah
1.3.1.      Untuk mengetahui tentang pendidikan dalam arsitektur
1.3.2.      Untuk mengetahui tentang peranan seorang arsitek dalam sosialisasi

1.4.   Isi
1.4.1.      Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” yang akar katanya “pais” yang berarti anak dan “again” yang artinya membimbing. Jadi paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi Education yang berasal dari bahasa Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan didalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.
Sementara itu menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak) yang tidak dapat dipisah agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang dididik dan selaras dengan dunianya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara masyarakat  dengan memilih isi (materi), strategi, kegiatan dan teknik yang sesuai.

1.4.2.      Pengertian Sosialisasi
Kata sosialisasi berasal dari kata “sosial” yang digunakan untuk menunjukan sifat dari makhluk yang bernama manusia. Sehingga munculah ungkapan “manusia adalah makhluk  sosial”. Ungkapan ini berarti bahwa manusia harus hidup berkelompok atau bermasyarakat. Mereka tidak dapat hidup dengan baik kalau tidak berada dalam kelompok atau masyarakat.
Dengan kata lain untuk hidup secara memadai kita harus berhubungan dengan orang lain. Masing-masing manusia (orang) saling membutuhkan pertolongan sesamanya. Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain yang paling penting proses terjadi adalah suatu reaksi yang menyebabkan munculnya berbagai tindakan.  Reaksi itu disebut dengan proses sosial.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara orang perorangan, antara orang dengan kelompok dan juga antara kelompok dengan kelompok manusia lainnya. Di dalam interaksi itu salah satu faktor yang sangat penting dalam kelancaran dan kesuksesannya adalah komunikasi.
Pada prakteknya proses sosial ini terjadi dapat dibagi dua bentuknya, pertama proses interaksi yang menjurus kepada konflik. Dengan konflik orang-perorang bisa saja terjadi pertengkaran, perkelahian dan dapat berakibat timbulnya perceraian atau perpecahan. Dan yang kedua interaksi yang menjurus kepada kesepahaman dan persuadaraan atau menghasilkan hubungan baik sesamanya.
Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan - kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu jadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah - tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Setiap individu dalam masyarakat yang berbeda mengalami proses sosialisasi yang berbeda pula, karena proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Cohen (1983) menyatakan bahwa lembaga - lembaga sosialisasi yang terpenting adalah keluarga, sekolah, sekelompok sebaya dan media massa.
1.4.2.1.            Tujuan pokok sosialisasi:
a)      Individu harus diberi ilmu pengetahuan (ketrampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat
b)      Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya
c)      Pengendalian fungsi - fungsi organik yang di pelajari melalui latihan – latihan
d)     Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya

1.4.3.      Sistem Pendidikan Dalam Arsitektur
Arsitektur bukanlah barang baru, sejak dulu menjadi bahan perbincangan, diskusi dan kekaguman bahkan ada pula yang dinista. Sampai kinipun cukup banyak pendapat dan telaah tentang arsitektur. Mulai dari metode merancang, teori, sampai pengaruh dan apresiasi arsitektur.
 Tak heran jika arsitektur memiliki definisi yang banyak dan beragam. Pada zaman Vitruvius arsitektur identik dengan gedung (termasuk kota/ benteng, aquaduct/instalasi air) tetapi kini kata arsitektur juga dipakai oleh disiplin ilmu lain seperti istilah arsitektur computer, arsitektur internet, arsitektur kapal, arsitektur strategi perang bahkan ada istilah arsitektur parsel. Secara gamblang istilah-istilah itu merujuk pada gagasan atau ide rancangan yang akan diwujudkan menjadi nyata.
Secara spesifik arsitektur adalah keseluruhan proses mulai dari pemikiran/ ide/ gagasan, kemudian menjadi karya/ rancangan, dan diwujudkan menjadi hasil karya nyata yang dilakukan secara sadar (bukan berdasarkan naluri) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan ruang guna mewadahi aktivitas/ kegiatannya yang diinginkan serta menemukan eksistensi dirinya.
Arsitektur harus dilakukan dengan perencanaan, perancangan, dan pembangunan bentuk, ruang, dan suasana serta mempertimbangkan fungsional, teknis, dampak sosial, lingkungan, dan estetika. Hal ini membutuhkan kreativitas dan koordinasi antara bahan, cahaya, bayangan, dan teknologi. Arsitek juga harus mempertimbangkan jadwal pembangunan, estimasi biaya, dan koordinasi saat pembangunan. Hasilnya dapat berupa gambar, cetak biru (blue print), spesifikasi teknis, dan rencana.
Dalam Teknik Arsitektur, ada beberapa bidang keahlian yang ditawarkan. Bidang keahlian tersebut antara lain adalah :
1)      Sains dan Teknologi Bangunan
2)      Perancangan Arsitektur berbasis computer
3)      Lingkungan kota dan pemukiman
4)      Analis Kritik dan Sejarah Arsitektur
Banyak perguruan tinggi yang terdapat teknik arsitektur. Lulusan teknik arsitektur dapat bekerja di berbagai bidang seperti instansi pemerintah (Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Daerah, dsb), konsultan arsitektur, pendidikan, penelitian, dan kontraktor.

1.4.4.      Peran Arsitek Dalam Sosialisasi
Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut :
a)      Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh tentang pemahaman diri.
b)      Tahap Meniru (Play Stage)
Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh  orang dewasa maka mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak dan sebagainya.
c)      Tahap Siap Bertidank (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran
d)     Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas.

Sedangkan untuk seorang arsitek, bangunan yang merupakan suatu hasil karya manusia juga disebut dengan bentuk sosialisasi seperti halnya bahasa. Dalam arsitektur sosialisasi diperlukan guna :
1)      Menjelaskan agar hasil rancangan dimengerti
2)      Memberi arahan dalam tahapan pelaksanaan bangunan
3)      Memperkenalkan karya agar diketahui masyarakat
4)      Mengatur agar bangunan berfungsi seperti yang diharapkan
5)      Mengajak berinteraksi dengan kemajuan kebudayaan / peradaban

1.5.   Penutup
1.5.1.      Daftar Pustaka
PowerPoint Bu Vinny



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Arsitektur (Tugas 2)

Kenali RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo

Nafas Indonesia Pada Teater Taman Ismail Marzuki